Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa
Barakatuh,
Taqwa menjadi kriteria penilaian Allah
terhadap kemuliaan manusia. Manusia dinilai mulia oleh Allah bukan berdasarkan
rupa, pintar bodoh, kaya miskin, asal usul, suku bangsa dan sebagainya,
melainkan hanya dari ketaqwaannya
“....Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” ~ Al Hujuraat (49)
: 13
Al Qur’an juga menjelaskan bahwa orang
yang bertaqwa adalah orang-orang yang disukai Allah, sebagaimana firman-Nya:
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang
menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaqwa.” ~ Ali Imran (3) : 76 ~
Jadi sebenarnya tujuan utama hidup
adalah menjadi orang yang bertaqwa, karena orang bertaqwa lebih mulia di
akhirat seperti firmanNya:
“Kehidupan di dunia dijadikan lebih
indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang
yang beriman. Padahal orang yang bertaqwa itu lebih mulia daripada mereka di
hari kiamat. Dan Allah memberikan rizki kepada orang-orang yang dikehendakiNya
tanpa batas. ~ Al Baqarah (2) : 212 ~
Dan di hari kiamat Allah mendekatkan
surga kepada orang-orang yang bertaqwa:
“Kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hari yang bersih dan (di hari itu) didekatkanlah surga kerpada
orang-orang yang bertaqwa” ~ Asy Syu’araa’ : 89 – 90 ~
Sangat sering kita mendengar anjuran
dalam tausiah atau khotbah untuk menjadi manusia yang bertaqwa. Lalu apa
sebenarnya ciri-ciri orang yang bertaqwa? Nah menurut Al-Qur’an ada sedikitnya
10 ciri atau kebiasaan yang menjadikannya orang yang bertaqwa. Kalau anda sudah
memiliki 10 ciri, kebiasaan atau sifat yang merupakan persyaratan MINIMUM untuk
dianggap bertaqwa, maka insya Allah anda tergolong orang yang dicintai Allah.
Ini 10 ciri-ciri atau intisari ajaran taqwa:
1. Bersegera memohon ampunan Allah bila
berbuat dosa dan mudah meminta maaf kepada sesama manusia (Tidak gengsi)
2. Mau berinfaq/sedekah dalam keadaan
lapang maupun sempit (Tidak pelit)
3. Bisa menahan amarah (Tidak
ngambekan/emosian)
4. Mudah memaafkan kesalahan orang lain
(Tidak pendendam)
5. Senantiasa melakukan kebaikan atau
berbuat baik (Tidak jahat)
Kelima ciri di atas diambil dari surat
Al-Qur’an - Ali ‘Imran (3) : 133 – 135 sebagai berikut:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan juga orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui” ~ Al-Qur’an - Ali ‘Imran (3) : 133 – 135
~
6. Selalu menepati janji – “Bukan
demikian, sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa,
maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa” ~ Ali Imran (3) :
76 ~
7. Bersabar dalam menerima cobaan – “
.... Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang yang
bertaqwa” ~ Al Baqarah (2) : 177 ~.
Surah dan ayat Al-Qur’an tersebut di
atas (Al Baqarah : 177) secara keseluruhan merupakan ‘Pokok Pokok Kebajikan’
dan merupakan kriteria terinci mengenai orang yang bertaqwa. (Silahkan baca)
8. Tidak sombong dan tidak berbuat
kerusakan di muka bumi – “Negeri akhirat itu, kamijadikan untuk orang-orang
yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan
kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa” ~ Al Qashash
(28) : 83 ~
9. Selalu ingat kepada Allah
(dzikrullah) dengan menggunakan akal – “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya” ~ Al Ahzab (33) :
41
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka” ~ Ali Imran (3) : 190 – 191 ~
Berzikir (mengingat Allah) itu itu bisa
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan shalat wajib dan sunnah,
tahmid, takbir, tahlil, istighfar, mendengarkan siaran-siaran tausiah,
menghadiri majelis taklim, pengajian, membaca Al-Qur’an dan sebagainya.
10. Selalu berhati-hati dalam setiap
tindakan karena takut terhadap azab Allah – “Dan sesungguhnya telah Kami
berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi
orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan
mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya)
hari kiamat.” ~ Al An biyaa’ (21) : 48 – 49 ~
Itulah MINIMAL ciri-ciri orang yang
bertaqwa menurut Al Qur’an ...... Dan bagi mereka yang bertaqwa dan berbuat
kebaikan ini sungguh kehidupan di dunia akan senantiasa dalam lindungan Allah
SWT, karena Allah menjanjikan bahwa Allah selalu beserta orang-orang yang
bertaqwa dan orang-orang berbuat kebaikan ~ An Nahl (16) : 128 ~
Sudah sangat jelas pengajaran tentang
bertaqwa .... Kini kita sudah paham, maka wajib kita laksanakan .... Semoga
kita semua tergolomg orang yang bertaqwa.
Aamiin ya Rabbal’aalamiin .....
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa
Barakatuh
Sumber :
http://risalahmutiaratauhid.blogspot.com/2013/04/10-ciri-orang-orang-yang-taqwa.html
CIRI ORANG YANG BERTAQWA
Ibadah puasa yang saat ini kita jalani
sebagaimana diperitahkan oleh Allah SWT
didalam firman-Nya QS al-Baqarah ayat 183, yang artinya, “Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
Firman Allah tersebut terkandung makna
bahwa ibadah puasa itu esensinya adalah membentuk segepap pribadi muslim yg
beriman dan bertaqwa. Betapa pentingnya nilai taqwa, dan taqwa merupakan bekal yang terbaik dalam menjalani
kehidupan di dunia dan betapa tingginya derajat taqwa. Manusia yang paling
mulia derajatnya di sisi Allah SWT adalah orang yang paling taqwa di antara
mereka.
Paling tidak ada lima ciri-ciri secara
umum kategori orang-orang bertakwa diantaranya; Pertama, dalam hidupnya gemar
menginfakkan harta bendanya di jalan Allah, baik dalam keadaan sempit maupun
lapang.
Kedua, mampu mengendalikan serta menahan
diri dari sifat amarah.
Ketiga, selalu bersifat pemaaf dan tidak
pendendam kepada orang lain yang berbuat salah.
Keempat, tatkala terjerumus pada
perbuatan keji dan dosa atau menzalimi diri sendiri, ia segera ingat kepada
Allah, dan kemudian bertobat, beristighfar, memohon ampunan kepada-Nya atas
segala perbuatan dosa yang telah dilakukannya.
Kelima, secara sadar tidak mengulang
perbuatan keji dan mungkar yang pernah dilakukan.
Ciri-ciri orang bertakwa itu dapat secara jelas kita lihat dalam QS Ali
Imran: 133-135 yang artinya : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menginfakkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah SWT menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Betapa luhurnya manusia takwa ini, oleh
karena itu ibadah puasa semoga dapat
menempa sekaligus melahirkan sebuah
masyarakat kota Tangerang yang mengedepankan keluhuran ahlaq mulia, ditengah hiruk
pikuknya serta gemerlapnya kehidupan Kota Megapolitan ini. Kota yang dihuni 1.5
juta jiwa dan 99 persen beragama Islam. Namun demikian Islam adalah sebuah
agama rahmatan lil alamin yang sangat
menghormati agama-agama lain hidup serta tumbuh berdampingan.
Kualitas puasa yang akan melahirkan
orang-orang bermoral taqwa inilah sangat dibutukan di dalam membangun masyarakat yang baik. Ada banyak
keuntungan yang akan diperoleh baik secara individu maupun kolektif terhadap
kualitas nilai ketakwaan itu diantaranya:
Pertama, mereka akan memperoleh
al-Furqon, yaitu kemampuan untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil,
halal dan haram, dan segenap kesalahannya serta dosa-dosanya akan diampuni. Hal
ini menjadi bagian sebuah perjuangan masing-masing agar meraih predikat taqwa tersebut.
Kedua, mereka akan memperoleh jalan
keluar dari segala ragam problema hidup yang dihadapinya, dan akan dianugrahkan
rizki tanpa diduga serta dimudahkan segala urusannya.
Ketiga, segenap amalan-amalan shalehnya
diterima oleh Allah SWT dan menjadi berat timbangannya dihari kiamat kelak,
dengan mudah penghisabannya dan kelak menerima catatan-catatan amalnya yang
baik. Coba kita renungkan firman Allah SWT dalam QS Az-Zalzalah: 7-8 yang
artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat atompun, niscaya dia
akan melihat (balasan)-Nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat
atompun, niscaya dia akan melihat (balasan)-Nya pula.”
Keempat, Allah SWT akan memasukan
kedalam surga, kekal didalamnya serta hidup dalam keridhaan-Nya. Hal itu
sebagaimana firman Allah SWT dalam surah
Ali Imran: 15 yang artinya, “untuk orang-orang bertaqwa (kepada Allah), pada
sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta
keridhaan Allah SWT. Dan Allah maha melihat akan hamba-hambanhya.”
Jelaslah bahwa dengan taqwa kepada Allah
SWT akan dapat kita raih kemulian hidup serta kebaikan di dunia. Melalui ibadah
Shaum/puasa yang selama sebulan penuh kita tunaikan semoga dapat membentuk
sebuah pribadi yang baik dan yang lebih penting adalah daqpat meningkatkan
kualitas keimanan serta ketaqwaan kepada-Nya.
Nilai takwa ini akan sangat dibutuhkan
dan bahkan menjadi modal sosial di dalam membangun sebuah peradaban masyarakat
Kota Tangerang yang multi kultur, dengan berbagai komplesitas permasalahan kota terus
menghadang, hanya orang-orang yng memiliki kualitas taqwa inilah yang dapat
survive dan dapat dimanifestasikan ke dalam tata laku kita sehari-hari.
Sehingga nilai taqwa akan memberi kontribusi positif bagi kehidupan sosial yang
lebih luas.
Sebagaimana yang dituturkan Rasulullah
SAW bahwa jihad yang paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu. Semoga kita
ditakdirkan oleh Allah SWT ke dalam golongan orang-orang yang selalu taat serta
patuh terhadap perintah-Nya.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/07/19/mq60y8-lima-ciri-manusia-bertakwa
Janji Allah Untuk Orang yang Bertaqwa
Hasil mujahadah yang tinggi, serius
serta istiqamah, Allah akan kurniakan kepada kita sifat taqwa. Bermacam-macam
kebaikan yang Allah janjikan dalam Al Quran kepada mereka yang memiliki sifat
taqwa ini.
Ini adalah janji Allah yang pasti tepat
dan pasti ditunaikan-Nya. Ia tidak terhingga nilainya yang tidak dapat diukur
dengan mana-mana mata wang di dunia ini. Di antara janji-janji Allah kepada
mereka yang memiliki sifat taqwa ini ialah:
1. Terpimpin
Mereka mendapat pimpinan daripada Allah.
Ini jelas sekali melalui firman Allah:
Maksudnya: "Allah menjadi
(Pemimpin) Pembela bagi orang-orang yang bertaqwa." (Al Jasiyah: 19)
2. Terlepas dari kesusahan
Mereka dapat terlepas daripada
kesusahan. Bukan ertinya mereka tidak mendapat susah atau tidak ditimpa ujian
tetapi selepas kesusahan dan ujian, mereka akan terselamat. Walaupun ada pelbagai
rintangan dalam ujian itu, ia sementara waktu sahaja. Selepas itu Allah akan
lepaskan dari ujian dan rintangan itu dengan menghadiahkan pelbagai macam
nikmat pula. Ini jelas dalam firman Allah:
Maksudnya: "Barangsiapa yang
bertaqwa kepada Allah, Allah akan lepaskan dia dari masalah hidup." (At
Thalaq: 2)
3. Rezeki
Di dunia lagi akan diberi rezeki yang
tidak tahu dari mana sumber datangnya. Diberi rezeki yang tidak terduga dan
dirancang. Ini jelas dalam sambungan ayat tadi:
Maksudnya: "Dan akan diberi rezeki
sekira-kira tidak diketahui dari mana sumbernya." (At Thalaq: 3)
Inilah jaminan daripada Allah SWT bagi
mereka yang bertaqwa. Sesiapa yang bertaqwa, rezekinya ada sekadar yang perlu.
Makan minumnya yang perlu tetap ada walaupun dia tidak berusaha. Walaupun dia
tidak ada kerja, tetap ada jaminan daripada Allah. Ini diakui sendiri oleh Imam
Ghazali, mungkin ianya dari pengalaman beliau sendiri. Imam Ghazali pernah
berkata: "Kalau sekalipun orang bertaqwa itu tidak ada kerja,
keperluan-keperluan nya tetap diperolehinya."
Waktu makan akan diberi makanan. Jika
patut dapat pakaian, akan diberi pakaian. Dia sendiri tidak tahu dari mana
sumbernya kerana ianya bukan daripada usaha dan cariannya sendiri. Dia dapat
rezeki bukan melalui sumber usahanya tetapi melalui sumber usaha orang lain.
Kalau taqwanya secara jemaah, maka rezeki itu diberi secara berjemaah.
Sekiranya taqwanya secara individu, maka secara individu jugalah pemberian
Allah itu.
4. Kerja dipermudah
Kerja-kerja orang yang bertaqwa itu
dipermudahkan Allah. Ini jelas Allah gambarkan di dalam sepotong ayat:
Maksudnya: "Barangsiapa yang
bertaqwa kepada Allah, dipermudahkan Allah segala urusannya." (At Thalaq:
4)
Allah memberi jaminan, kerja orang yang
bertaqwa itu dipermudahkan. Mungkin juga di samping mudah, hasilnya banyak.
Buat sedikit, hasilnya banyak. Jadi kalaulah kita buat kerja berhempas-pulas,
di samping hempas-pulas banyak pula rintangan, kemudian hasilnya pula sedikit
atau langsung tidak ada, itu menunjukkan kita belum mempunyai sifat taqwa
hinggakan Allah tidak membantu.
5. Diberi berkat [barokah]
Dia diberi berkat daripada langit dan
bumi. Berkat pada hartanya, pada kesihatan badannya, pada ilmunya, pada
anak-anak dan zuriatnya, pada isterinya, pada suaminya, pada sahabat handai dan
jiran, pada gurunya, berkat dakwahnya, berkat ajarannya, berkat pimpinannya dan
sebagainya. Ini jelas sekali dalam ayat:
Maksudnya: "Jikalau penduduk sebuah
kampung (atau sebuah negara) itu beriman dan bertaqwa, Tuhan akan bukakan
berkat daripada langit dan bumi." (Al Aíraf: 96)
Berkat maknanya bertambah atau subur.
Apabila dikatakan hidupnya berkat, maknanya hidupnya penuh dengan kemuliaan,
ketenangan, kebahagiaan dan penuh dengan pahala. Hartanya berkat, harta yang
tidak putus-putus dapat disalurkan kepada kebaikan dan berpahala walaupun dia
bukan orang kaya. Ilmunya berkat, maknanya ilmu yang dimilikinya itu dapat
diamalkan, bertambah dan dapat dimanfaatkan kepada kebaikan serta menambahkan
pahala.
Badannya yang sihat yang dikatakan
berkat itu adalah badan yang dapat digunakan untuk kebaikan. Dengan kesihatan
badannya itu, digunakannya untuk jihad fisabilillah, untuk khidmat kepada
masyarakat dan dapat menambahkan pahalanya. Masanya berkat ialah masa yang
Allah untukkan padanya, dapat digunakan kepada kebaikan. Dia tidak buang masa
percuma dengan perkara yang melalaikan. Umurnya berkat, mungkin umurnya
bertambah. Kalaupun umurnya tidak bertambah, tetapi umur yang diberikan
kepadanya itu akan menambahkan pahala. Rezekinya berkat yakni rezeki yang tidak
putus-putus sekalipun tidak kaya, yang dapat digunakan untuk kebaikan dan dapat
menambahkan pahala.
Berkat pada anak-anaknya atau zuriat
ertinya, anak-anak dan cucu cicit berjaya menjadi anak-anak yang soleh, yang
menjadi penyejuk mata hati. Berkat pada isterinya atau suaminya, iaitu isteri
tersebut atau suami itu soleh dan solehah, yang dapat mengingat dan memimpinnya
selamat di dunia dan di Akhirat. Berkat pada sahabat handai dan jiran, ertinya
mendapat sahabat yang baik-baik dan ramai pula yang membantu perjuangannya
untuk menegakkan kebenaran.
Berkat pada gurunya, iaitu dia mendapat
guru yang soleh yang dapat memimpin dan memandunya selamat di dunia dan
Akhirat.
6. Amalan diterima
Amal ibadah orang yang bertaqwa diterima
oleh Allah. Kalau begitu amal ibadah orang [yg sekadar] Islam tidak diterima.
Orang Islam [yg tidak bertaqwa] akan masuk Neraka dulu. Oleh yang demikian,
hanya amal ibadah orang yang bertaqwa sahaja yang diterima oleh Allah.
Ini dijelaskan oleh Allah:
Maksudnya: "Sesungguhnya amal
ibadah yang diterima Allah ialah dari orang yang bertaqwa." (Al Maidah:
27)
Maksudnya, Allah hanya menerima
sembahyang orang yang bertaqwa. Allah tidak akan terima sembahyang orang yang sekadar
Islam. Allah akan terima puasa orang bertaqwa. Allah akan terima perjuangan
orang yang bertaqwa. Allah tidak akan terima perjuangan orang yg sekadar Islam
sahaja tanpa taqwa. Allah akan terima haji orang yang bertaqwa. Allah tidak
akan terima haji orang Islam yg tak bertaqwa. Begitulah seterusnya berdasarkan
ayat di atas tadi.
7. Amalannya diperbaiki
Amalan orang yang bertaqwa itu sentiasa
dibaiki oleh Allah.
Sentiasa diperkemaskan oleh Allah
daripada masa ke semasa. Ini jelas Allah mengingatkan kepada kita:
Maksudnya:
"Wahai mereka yang beriman
hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah kamu memperkatakan kata-kata yang
teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu..." (Al Ahzab:
70-71)
Jadi orang-orang yang bertaqwa amalannya
sentiasa dibaiki oleh Allah. Sembahyangnya sentiasa dibaiki Allah. Begitu juga
puasanya, bacaan Qurannya, wiridnya dan perjuangannya sentiasa dibaiki. Apa
sahaja bentuk kebaikan yang dibuatnya sentiasa dibaiki oleh Allah dari masa ke
semasa. Itulah jaminan Allah.
8. Dosa diampunkan
Dosanya diampunkan. Dalam ayat tadi juga
ada sambungannya:
Maksudnya:
"Wahai mereka yang beriman,
hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah kamu memperkatakan kata-kata yang
teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu dan akan mengampun bagimu
dosa-dosa kamu." (Al Ahzab: 70-71)
Ertinya dosa-dosa orang-orang yang
bertaqwa ini akan diampunkan. Namun begitu orang Islam sekadarnya, dosanya
tidak diampunkan oleh Allah. Sebab itu orang Islam itu akan masuk Neraka dulu
dan barulah ke Syurga. Walíiyazubillah. Allahumma ajirna minan nar ( ).
Tegasnya, orang yang bertaqwa sahaja
akan diampunkan dosanya oleh Allah SWT.
9. Dapat ilmu tanpa belajar
Diberi ilmu tanpa belajar. Yakni diberi
ilmu terus jatuh pada hati. Memanglah ilmu yang jatuh kepada hati, tidak perlu
proses belajar.
Kalau ilmu yang jatuh pada akal, ia
perlu melalui proses belajar yakni membaca, mentelaah, kena berguru, kena
bermuzakarah, kena berfikir dan merenung. Barulah akan dapat ilmu itu.
Sedangkan ilmu yang jatuh pada hati,
tidak diketahui sumbernya, tidak perlu berfikir, mentelaah dan tanpa berguru.
Ia terus terjatuh sahaja ke hati. Hati itu sebagai wadahnya. Jadi orang yang
bertaqwa ini diberi ilmu tanpa belajar.
Ini jelas Allah nyatakan dalam ayat Al Quran:
Maksudnya: "Bertaqwalah kepada
Allah nescaya Allah akan mengajar kamu." (Al Baqarah: 282)
Dapat ilmu daripada Allah tanpa
perantaraan guru, tanpa perantaraan belajar. Hal ini diperkuatkan oleh sabda
Rasulullah SAW:
Maksudnya:
"Barangsiapa yang mengamalkan ilmu
yang dia tahu, nanti dia akan dipusakakan ilmu yang dia tidak tahu."
(Dikeluarkan oleh Abu Nuaim)
Apa sahaja ilmu yang dia tahu,
diamalkan. Hasilnya nanti Allah akan beri ilmu tanpa dia belajar. Ramai
orang-orang soleh dan ulama yang soleh diberi ilmu laduni. Itulah ilmu yang
jatuh kepada hati yang juga dipanggil ilham.
Firman Allah Taala:
Maksudnya: "Dan Kami ajarkan dia
ilmu yang datang dari dari sisi Kami." (Al Kahfi: 65 )
Ertinya orang yang bertaqwa itu akan
diberi ilmu terus dari Allah tanpa wasilah guru. Agar tidak terkeliru, perlulah
diingat bahawa orang yang hendak dapat ilmu laduni itu, dia mesti ada ilmu asas
iaitu ilmu fardhu ain terlebih dahulu.
10. Terlepas dari tipu daya syaitan
Orang bertaqwa itu akan terlepas dari
tipu daya syaitan. Dalam Al Quran ada disebutkan tentang hal ini.
Firman Allah:
Maksudnya: "Sesungguhnya orang yang
bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada
Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan mereka."
(Al A'raf: 201)
11. Terlepas dari tipu daya musuh
Orang bertaqwa juga lepas daripada tipu
daya musuh lahir sama ada orang kafir mahupun orang munafik.
Firman Allah:
Maksudnya: "Jika kamu bersabar dan
bertaqwa, nescaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan
kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan."
(Ali Imran: 120)
12. Terhindar dari Neraka
Orang bertaqwa terhindar daripada
Neraka. Ertinya tentulah dia masuk Syurga sebab di Akhirat tidak ada tiga
tempat. Kalau terlepas daripada Neraka, bermakna ke Syurgalah dia.
Firman Allah Taala:
Maksudnya: "Akan tetapi orang yang
bertaqwa kepada Tuhannya, bagi mereka Syurga yang mengalir di dalamnya
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya." (Ali Imran: 198)
Maksudnya: "Sesungguhnya orang yang
bertaqwa itu berada dalam Syurga dan (di dalamnya mengalir) mata air.
(Dikatakan kepada mereka): ëMasuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi
aman." (Al Hijr: 45-46)
Maksudnya: "Itulah Syurga yang akan
Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa." (Maryam: 63)
Inilah di antara keuntungan-keuntung an
atau bonus yang diperolehi oleh orang yang bertaqwa.
Kesemua itu tidak dapat dinilai dengan
mata wang dunia kerana terlalu tinggi nilainya. Ia didapatkan hasil daripada
membersihkan hati, mujahadah bersungguh-sungguh membuang sifat-sifat mazmumah
dan menyuburkan sifat mahmudah serta mengamalkan syariat yang lahir dan batin.
Kalau di dunia ini kita berebut-rebut
untuk dapatkan bonus yang tidak ada nilai di sisi Allah itu, mengapa kita tidak
rebut bonus taqwa yang manfaatnya untuk dunia dan Akhirat? Kalau tidak mahu
bonus itu, orang tak beraakal namanya.
Sumber: http://cahayamukmin.blogspot.com/2013/05/janji-allah-untuk-orang-yang-bertaqwa.html#
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=331233356519396119#allposts